Jumat, 21 Februari 2025

Kenapa Tidak Berterus Terang?




Langkahku ringan, sebab kau menuntunku dengan tenang. Langit di atas kita temaram, tapi tak pernah benar-benar gelap. seolah kau selalu tahu cara menyalakan cahaya kecil di sudut-sudut gelapku.

Namun, di suatu senja yang bisu, aku mulai melihatnya. lapisan-lapisan tipis yang mengelupas dari dinding percakapan kita. Kata-kata yang dulu terasa utuh kini berpendar samar, seperti pantulan cahaya di permukaan air yang tak sepenuhnya jernih. Aku ingin mempercayainya, ingin terus berjalan tanpa ragu. Tpi bayang-bayang yang kau sembunyikan mulai berbisik di sela angin.

Aku mendengar getar halus di nada suaramu, melihat gores samar dalam tatapanmu. Aku tahu, ada yang kau lindungi dariku. sebuah kebenaran yang kau simpan di genggamanmu, takut jika ia terlepas, ia akan melukaiku. 

Aku menghargai caramu meredam gemuruh yang mungkin akan mengguncangku. Tapi... bukankah lebih baik aku tahu langsung darimu, daripada mencarinya dalam bayangan?

Sebab kebohongan, meski kau sulam dengan kelembutan, tetaplah beban yang perlahan meretakkan pijakan. Aku lebih memilih luka yang nyata, daripada ketenangan yang hanya ilusi. Sebab meski pahit, kejujuran adalah satu-satunya yang benar-benar melegakan. bukan hanya untuk hati, tapi juga pikiran yang terlalu lama mencari makna di balik kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

aku tidak menulis blog hari ini, but let me share a heartwarming du’a & reminder i came across today... semoga ada hikmah yang bisa diam...