Satu detik, satu menit, satu hari, bahkan seribu tahun, semuanya tetap sama.
Barangkali keistimewaan adalah sesuatu yang memang bukan untuk ditemukan di setiap sudut kehidupan.
Segala yang tampak berharga di dunia ini, bisa pudar kapan saja.
Segala yang tampak berharga di dunia ini, bisa pudar kapan saja.
Hari yang dijalani, perasaan yang datang dan pergi, pencapaian yang dibanggakan, fatamorgana.
Hari akan tetap melintas bagai gema yang tak pernah tiba.
Mengendap dalam keheningan yang nyaris abadi.
Mengendap dalam keheningan yang nyaris abadi.
Waktu, si peziarah tanpa wajah,
berjalan tanpa jejak, tanpa penanda, berlalu tanpa adikara.
berjalan tanpa jejak, tanpa penanda, berlalu tanpa adikara.
Keagungan yang disanjung manusia,
hanya ukiran di pasir yang diterbangkan angin.
Cahaya yang dikira bintang,
Cahaya yang dikira bintang,
hanya pantulan bias dari ketiadaan.
Segala yang disebut pencapaian,
tak lebih dari noktah kecil di palung ketakterhinggaan.
tak lebih dari noktah kecil di palung ketakterhinggaan.
Waktu akan terus melaju tanpa dikawal,
Segala semu akan luruh dengan sendirinya.
Pada akhirnya, segala keistimewaan sejati hanya milikNya.
Dia yang hanya kepadaNya, segala makna berpulang.
Yang hanya dalam kebersamaan denganNya, segala ketenangan ditemukan.
Biarkan segala hal, atau apa-apa yang selalu kurasakan, bahwa..
Keistimewaan sejati tak pernah tinggal di bumi,
tak pernah melekat pada yang sementara.
Ia kembali kepada yang berhak atas segala,
tak pernah melekat pada yang sementara.
Ia kembali kepada yang berhak atas segala,
Dia yang namaNya tak tersentuh kefanaan.
Sangat apik ibu sholihah
BalasHapus