Selasa, 25 Februari 2025

Tapi Kau Langit, Diatasnya Lagi.



Namamu dulu semilir bayu,
mengalun lirih di antara kalbu.
Kudengar syairnya dari kejauhan,
mengembus sejuk, menguar tenang. 

Lalu jarak merapat, tabir pun luruh,
kusibak cahaya yang kupuja jauh.
Engkau surya di ufuk tinggi,
sedang aku bayang di bumi sepi.

Di hatimu bunga mekar
Di hatiku ragu mengakar
Aku hanyalah angin yang bimbang,
Sedangkan kau langit tanpa beban.

Semakin kupahami kau,
semakin aku risau.
Bagai samudra yang kupelajari,
semakin dalam, semakin gentar diri.

Ingin melangkah, tapakku rapuh,
angin menggamit, detik menaruh.
Pergi, aku takut hilang,
tinggal, aku takut karam.

Lantas ke mana arus membawa?
Pada dermaga atau gulita?
Kubiarkan waktu yang menjala,
sementara aku bersandar pada sang Maha. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

aku tidak menulis blog hari ini, but let me share a heartwarming du’a & reminder i came across today... semoga ada hikmah yang bisa diam...