Jumat, 14 Maret 2025

Salmean

 


Desember, 2021.

Aku berjalan dalam lorong panjang yang gelap,
Di mana setiap persimpangan hanya menawarkan kebingungan,
dan setiap cahaya tampak terlalu jauh untuk digapai.

Aku kehilangan arah, kehilangan makna, juga... kehilangan diriku sendiri.

Ada terlalu banyak hal yang runtuh di sekitarku, terlalu banyak harapan yang patah sebelum sempat tumbuh.

Aku ingin berlari, pergi. 
Menjadi angin yang tak lagi dikenali.
Membiarkan diriku larut dalam ruang yang tak menuntut apapun selain keberadaan. 

Februari, 2022.

Ternyata, 
Ada tempat-tempat yang bukan sekadar bangunan.
Ia adalah ruang peralihan,
Persinggahan bagi mereka yang mencari arah,
Pelukan bagi jiwa-jiwa yang ingin bersembunyi sejenak dari riuh dunia.

Bagiku, disinilah tempat itu.

Aku hadir sebagai angin yang kehilangan bentuk,
mencari celah di antara dinding-dinding yang tak mengenalku.

Aku ingin lenyap sejenak dari peta yang biasa kulewati,
dari wajah-wajah yang menyimpan serpihan cerita yang ingin kupadamkan,
dari suara-suara yang selalu memanggil namaku dengan beban tak kasat mata.

Perlahan, aku mulai menemukan sesuatu di sana.
Bukan hanya dalam sujud  dan lantunan ayat yang mengalun,
tapi juga dalam kebersamaan tanpa pamrih, dalam tatap yang menyiratkan pemahaman, dalam percakapan yang menghidupkan kembali makna,
dalam langkah-langkah kecil yang tak sendiri menuju cahaya. 

Di tengah kehangatan percakapan kami, aku melihat nyala dalam mata mereka, mengingatkanku pada sesuatu yang telah lama kulupakan: Harapan.

Aku tidak lagi sekadar berlindung di sini.
Aku bertumbuh.

Tempat ini, bukan menjadi tempatku untuk melarikan diri,
Ia menjadi tempatku untuk pulang,
Kembali menemukan diriku sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

aku tidak menulis blog hari ini, but let me share a heartwarming du’a & reminder i came across today... semoga ada hikmah yang bisa diam...