Senin, 17 Februari 2025

Riak. Malam. Sunyi.

 


Di bawah langit yang legam, laut tampak tenang, menyatu dengan pekatnya malam. Angin mengusapnya perlahan, nyaris tak meninggalkan jejak, takut membangunkan arus yang terlelap di kedalaman. Namun jauh di dasarnya, gelombang berpilin liar, menghantam karang, menyimpan gemuruh yang enggan pecah di permukaan.

Laut itu, meski tampak sunyi, menggenggam badai kecil di dasarnya. Ombak ingin berlari ke tepian, menumpahkan riuh yang lama terkurung dalam gelap. Namun terlalu banyak yang jatuh tanpa kendali hanya akan membuat pesisir porak-poranda. Maka ia memilih jalan sunyi, menjadi samudra luas yang menampung segala tanpa perlu menampakkan gelora.

Aku menatapnya dalam gulita. Ada gelombang di sana, meski hanya tersirat samar dalam kilau cahaya yang terpantul di permukaan. Teguhnya ia meredam buih yang ingin meledak. Menjadi lautan yang membentang luas menjangkau cakrawala, meski di kedalamannya badai terus berbisik.

Laut itu, bukan sekadar perairan yang tunduk pada angin, ia samudera kokoh yang memilih menyembunyikan riak demi menjaga dunia tetap tenang dalam lelapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

aku tidak menulis blog hari ini, but let me share a heartwarming du’a & reminder i came across today... semoga ada hikmah yang bisa diam...