Bayangkan jika tangismu tak terdengar,
Sebab dunia terlalu sibuk dan berpaling sebentar.
Bayangkan jika namamu hanya menjadi angka,
di berita yang dibaca tanpa rasa.
Bayangkan jika kau tak lagi punya tanah untuk dipijak, sebab tanahmu direbut dan suaramu dibungkam dengan senyap.
Sebab dunia terlalu sibuk dan berpaling sebentar.
Bayangkan jika namamu hanya menjadi angka,
di berita yang dibaca tanpa rasa.
Bayangkan jika kau tak lagi punya tanah untuk dipijak, sebab tanahmu direbut dan suaramu dibungkam dengan senyap.
Ada satu wilayah, yang bukan sekadar nama dalam peta,
Ia adalah nyawa yang diperjuangkan para syuhada.
Tempat mujahid-mujahid kecil tumbuh di bawah bayang senjata,
tertanam tauhid dan doa sejak usia belia,
bahkan sebelum tahu cara membaca huruf pertama.
Melalui layar, kita saksikan darah tertumpah setiap harinya.
Rumah-rumah hancur, tubuh kecil rebah tak berdaya.
ini nyata, lukanya menusuk jiwa.
Sedang kita, jauh dari sana.
tak memanggul senjata, tak ikut perlawanan di garis utama.
Tapi doa, tulisan, dan karya sederhana,
bisa jadi bagian dari perjuangan yang bermakna.
Bahkan bisikan lirih di tengah malam penuh doa, adalah bentuk perjuangan juga.
Jangan diam, walau hanya satu kata
Sebab sunyi, bisa jadi bagian dari dusta.
Suara kecilmu tak sia-sia,
bisa mengetuk hati siapa saja.
menjadi bagian dari cahaya,
yang menuntun dari gelap yang nyaris sempurna.
Jangan lelah bersuara.
Karena di balik suaramu, ada juang yang terus berkobar menyala.
Resapi, suarakan, peduli.
Sebab diam tak pernah membawa arti,
ia bisa jadi bentuk lain dari menyakiti.
Faritsul Mulatsam,
Kamis, 10 April 2025
02:10 Dini hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar