Minggu, 19 Januari 2025

Sepertinya, Ini Pertama Kalinya Ia Menyapa Pemuda Hening.

Gambar Dari Google

Tenggelam ia dalam dunia maya, bukan untuk mencari perhatian, bukan pula untuk menjadi bagian dari hiruk-pikuk yang berlomba-lomba untuk eksistensi. Ia hanya seorang pengamat, menelusuri jejak seseorang yang diam-diam dikaguminya.

Di antara layar-layar penuh kebisingan, ada satu ruang yang terasa berbeda. Sebuah keheningan yang tidak biasa. Tak ada sorot lampu gemerlap, tak ada parade pencapaian, tak ada hiruk-pikuk tren yang silih berganti. Yang ada hanya kata-kata bijak, catatan kecil, pesan-pesan pengingat diri. Sesuatu yang lebih dalam dari sekadar eksistensi digital.

Ia membuka Instagram, bukan untuk melihat dunia, tapi untuk menemukan satu jejak kecil yang mungkin tertinggal. Sebuah tanda bahwa seseorang itu masih di sana, meski diam. Keheningannya justru menarik, membuatnya kembali berulang kali, meski sudah tahu tak banyak yang bisa ditemukan.

Namun, dalam setiap keheningan yang dipantau, ada kegelisahan yang muncul. Sebuah kebimbangan. Senangkah dia? Sedihkah dia? Apa makna di balik setiap catatan yang ia bagikan? Ia tak pernah tahu pasti, tapi tetap mencari.

Lalu, di antara pengamatan yang berulang, timbul rasa yang aneh. Sebuah cemburu tak beralasan. Cemburu pada apa? Pada siapa? Pada seseorang yang mungkin hanya ada dalam pikirannya sendiri? Pada bayangan yang tak pernah ia genggam? Pada kemungkinan dan imajinasi yang lahir dari kecemasan serta harapan yang tak pasti?

Mungkin memang ada hal-hal yang diciptakan hanya untuk tetap menjadi misteri. Seperti keheningan yang tak bisa dipecahkan.

Ia bertanya, bukan kepada dunia, bukan kepada dirinya sendiri, tapi kepada keheningan seseorang, yang bahkan tak menyadari keberadaannya:

"Hei, pemuda hening... di mana hatimu berlabuh?"

2 komentar:

  1. sudah dipastikan dia gaakan baca ini soalnya kita ga sekenal itu, kecuali dia iseng klik link di ig saya walau kemungkinannya hanya 1% hahah😭

    BalasHapus
  2. Padamu, jika memang akulah pemuda hening itu.

    BalasHapus

judulnya apa

Sebenarnya, kita ini sering kali terlalu sibuk dengan prasangka. tentang apa yang orang lain pikirkan, tentang sikap yang tidak kita mengert...