Disaat merasa hidup kian hari kian biasa saja, Allah berikan hadiah-hadiah melalui tanda cintaNya.
Aku bukan hanya mensyukuri tanda cintaNya dari angin yang berembus menyapa wajah, tapi juga melalui perantara makhluk-makhlukNya yang memberikan energi positif begitu besar, walau yang dilakukan oleh mereka mungkin hanyalah hal-hal sederhana.
Aku mensyukuri tanda cintaMu ya Allah,
Tanda cinta yang dikirim melalui angin yang berembus menerpa wajah sepanjang perjalanan.
Tanda cinta yang dikirim melalui ekspresi-ekspresi ceria itu, suara kegembiraan yang menyapaku di lorong-lorong kampus, di sudut-sudut parkiran, di tepian kolam ikan, di ruang-ruang gawai.
Tanda cinta dari makhlukMu yang berlarian menyapa wajah muramku dengan keceriaan mereka.
"Teh Anggiiiiii!" ujar empat orang berbeda di waktu bergantian, menyapaku selama menyusuri lorong lantai satu hingga lorong lantai empat kampus.
Satu yang kukenal berkata, "Teh Anggi aku seneng bangett, pokoknya kita nanti harus sharing lagi ya!"
Satu yang lainnya berkata,"Teh Anggi makasih yaa yang kemarinn!!"
Satu yang lain bertanya, "Teteh ada jadwal kuliah? semangat tehh!"
Satu yang lain lagi menyapa, "Heeey teh anggi, udah lama ga ketemu!"
membuat wajahku yang awalnya muram terus berganti ceria mengimbangi mimik bahagia mereka menyapaku sepanjang perjalanan menuju kelas.
aku tidak tau, ada energi apa hari ini? tiba-tiba rasanya banyak sekali orang yang kukenal menyapaku berpapasan. padahal biasanya, jarang sekali bertemu orang yang dikenal di area sini. atau mungkin.. memang mataku yang tidak kelihatan karena minus dan silinder?
Aku mensyukuri tanda cintaMu yang dikirim melalui mereka hari ini, melalui cerita-cerita hikmah yang disampaikan oleh lisan guru dan teman-temanku sebagai wasilah perantara ilmu dariMu.
pun saat jam kelas berakhir, saat aku mulai ingin merenungi keresahan hidupku kembali diatas motor sepanjang perjalanan..
kau alihkan rasa resahku dengan rasa bahagia ketika mendengar teriakan adik-adik tingkat yang sedang berdiskusi di salah satu sudut parkiran. Teriakan mereka menggema,
"Hey Teh Anggiii"
hahaha, semangat sekali pemuda-pemuda ini. aku menimpali, "Heeey" dalam keadaan menarik pedal gas motor. hingga sebenarnya akupun tak tau siapa saja yang menyapaku dari sudut parkiran itu.
juga ketika melewati pohon rindang di tepian kolam ikan, dosenku yang sedang berbincang dengan rekannya menyapa melihat aku lewat mengendarai motor.
"Hey Anggi!",
"Eh iya pak, pamit pak!",
"Pulang? Ya atuh, hati-hati!"
"iya pak, hayu pak, marii~"
se-sederhana itu Engkau bolak balikan hati dan perasaanku,
sesaat aku merasa sedih, namun sesaat pula Engkau alihkan perasaanku.
Aku menerima dan mensyukuri tanda kasih sayangMu ya Allah.
Engkau berikan rentetan peristiwa yang bisa menepis pikiran-pikiran buruk yang menghinggapi kepalaku.
Seolah kau sampaikan bahwa, "Hei.. lihat orang-orang sekelilingmu, mereka menyayangimu. keberadaanmu, berarti bagi sebagian orang. kehadiranmu, dihargai oleh yang lain, engkau tak sendiri."
Engkau tenangkan hatiku hingga sore itu, berhasil menepis segala pikiran jahat didalam kepala, hingga akhirnya.. malam itu, aku mendapat pesan,
"Terimakasih ya Teh Anggi, selalu berkenan mendengarkan ceritaku tanpa menghakimi."
Hei, aku tertampar.
Sebegitu terlihat baiknya kah aku dimata orang lain?
Bagaimana aku merespons cerita-cerita mereka, mengapa begitu berbanding terbalik dengan responsku terhadap diri sendiri?
Hari-hari, jika melakukan kesalahan atau keresahan, aku hakimi diriku sebegitu keras.
Maha baiknya Dia yang selalu mengingatkanmu melalui rentetan peristiwa dan hikmah, Anggi.
Betapa beruntungnya engkau bisa menjadi salah satu dari hambaNya.
Kedepannya, ayo kita belajar untuk lebih menghargai diri sendiri, memaklumi setiap kesalahan dalam proses pembelajaran. menerima diri, tanpa menghakiminya berlebih.
- urself,wholoveusomuch💖