Istafti Qalbak
(mintalah fatwa kepada hati nuranimu sendiri)
Sesungguhnya adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan sebuah keadaan dimana seseorang sesungguhnya sudah mengenal halal dan haram, akan tetapi ada dorongan yang kuat dari jiwanya untuk tetap mengerjakan yang haram.
Fatwa yang dimaksud bukanlah fatwa yang menjelaskan mana halal dan mana haram dengan dalil-dalilnya. Fatwa ini adalah fatwa yang bersifat perang batin di dalam jiwa seseorang. Sebab sejahat-jahat manusia, sesungguhnya di dalam lubuk hati yang paling dalam ada kebaikan, namun kebaikan ini terkadang tertutupi oleh nafsu, syahwat dan amarah angkara murka.
Secara fitrah, manusia akan merasa terusik jiwanya, kehilangan ketentramannya, tertekan, dan gelisah manakala melakukan perbuatan dosa, kendatipun manusia membenarkan perbuatannya tersebut. Karena perbuatan tersebut akan berlabuh di hatinya. Sedangkan hati merupakan sentral dari baik buruknya seorang manusia.
Dalam hidup ini, kita selalu, dan tidak akan pernah lepas dari pilihan-pilihan yang harus kita putuskan, bahkan terkadang kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus segera mengambil keputusan dalam hitungan sepersekian detik. Oleh karena itu, sebelum kita mengambil suatu keputusan ada baiknya kita meminta fatwa kepada hati nurani kita. istafti qalbak.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan pencerahan kepada hati kita dalam setiap mengambil keputusan, Aamiin Allahumma aamiin
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
“Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa” (HR. Ahmad)
Wallahualam bisshowab😊