Memang, kita hidup di dunia yang tidak selalu ramah. Kadang kita harus menghadapi kata-kata yang melukai, sikap yang mengecewakan, atau perlakuan yang tidak adil.
Dan naluri pertama manusia saat diperlakukan buruk adalah ingin membalas setimpal. Jika disakiti, ingin menyakiti balik. Jika diremehkan, ingin membuktikan dengan kesombongan.
Tapi ayat ini mengajarkan hal berbeda. Jangan terburu-buru menyalakan api balasan, karena api tidak akan padam dengan api lain, ia hanya akan semakin membesar.
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Justru di situlah letak kemenangan sejati. Menahan diri, memilih kata yang menyejukkan, merespons dengan tenang meski hati bergejolak.
Akan ada ketenangan yang lahir ketika kita belajar melepaskan hak untuk membalas. Ketenangan itu tumbuh dari keyakinan bahwa setiap kebaikan tidak akan pernah sia-sia. Sebagaimana Allah menyuruh kita “menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik", maka ia merupakan salah satu jalan menuju hati yang lebih lapang. Jalan menuju kedewasaan jiwa. Jalan menuju ridhaNya, in syaa Allah.
Tahanlah lisanmu dari perbuatan sia-sia, Anggi.🌻
-urself, who loves u so much
Anggi Restian Zahra.
Iyaaa, 😊 betul itu , biar hatinya ga sakit buat angin lalu ajaa
BalasHapusرضا الناس غاية لا تدرك
ورضا الله غاية لا تترك
فاترك ما لا يدرك
فادرك ما لا يترك
amaan tidak sakit hati alhamdulillah sans👀
Hapus👌🏻
HapusSiapa yang berusaha nyakitin kamu, giii???? Biar kita kirim ke brimob....
BalasHapusgamau dibawa ke brimob takut dilindes😔🙏🏻
HapusBawa ke raheela deh wkwk
Hapus🤔🤔 knp tb2 raheela. anonim anak raheela kah
HapusLebih ke anaknya anak-anak sih, gi...
HapusGabisa sabarrr teh anggiiiiiiii. Kesabaranku setipis tisu kena aer tolong tutoriall!!!!!!!
BalasHapussebenernya aku juga nggak sabar sabar amat orangnya, cuman lebih ke mageran.. termasuk mager ngeluarin emosi gituu, tapi ini serius bukan bercanda :( kayak mager aja buat emosi :( entahlah bagaimana harus mendeskripsikannya
Hapus