Kamis, 04 September 2025



من جمال اللغة العربية
أنالهاحتى أنالها

ٱدْفَعْ بِٱلَّتِي هِيَ أَحْسَن

Memang, kita hidup di dunia yang tidak selalu ramah. Kadang kita harus menghadapi kata-kata yang melukai, sikap yang mengecewakan, atau perlakuan yang tidak adil. 

Dan naluri pertama manusia saat diperlakukan buruk adalah ingin membalas setimpal. Jika disakiti, ingin menyakiti balik. Jika diremehkan, ingin membuktikan dengan kesombongan. 

Tapi ayat ini mengajarkan hal berbeda. Jangan terburu-buru menyalakan api balasan, karena api tidak akan padam dengan api lain, ia hanya akan semakin membesar.

ٱدْفَعْ بِٱلَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

Justru di situlah letak kemenangan sejati. Menahan diri, memilih kata yang menyejukkan, merespons dengan tenang meski hati bergejolak. 

Akan ada ketenangan yang lahir ketika kita belajar melepaskan hak untuk membalas. Ketenangan itu tumbuh dari keyakinan bahwa setiap kebaikan tidak akan pernah sia-sia. Sebagaimana Allah menyuruh kita “menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik", maka ia merupakan salah satu jalan menuju hati yang lebih lapang. Jalan menuju kedewasaan jiwa. Jalan menuju ridhaNya, in syaa Allah.

Tahanlah lisanmu dari perbuatan sia-sia, Anggi.🌻

-urself, who loves u so much 

Bandung, 04 September 2025.
Anggi Restian Zahra. 

Selasa, 02 September 2025

Fath,


Mari kita lihat bagaimana surah ini dibuka dengan sebuah kabar gembira. 

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”

Kemenangan ini mungkin dulu merujuk pada perjanjian Hudaibiyah yang tampak merugikan kaum Muslimin, tetapi justru menjadi pintu besar bagi tersebarnya dakwah Islam.

Ah, memang.
Tidak semua kemenangan terlihat seperti kejayaan di mata dunia. Ada kemenangan yang nyatanya nilainya jauh lebih besar. Yaitu ketika Allah menenangkan hati hambaNya dalam setiap ujian, dan membukakan jalan kebaikan yang sebelumnya tak terlihat.

لِّيَغْفِرَ لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْۢبِكَ وَمَا تَاَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًاۙ
Bahwa kemenangan sejati bukan hanya saat kita bisa melakukan hal besar, tapi saat Allah mengampuni dosa kita, menyempurnakan nikmat kita, dan menuntun kita menuju jalan yang lurus.

Menang.. bukan selalu berarti mengalahkan orang lain. Tapi ketika kita mampu mengalahkan diri sendiri. Dari sifat sombong yang diam-diam bersarang, dari amarah yang ingin meledak, dari syahwat yang mengikat, dari rasa malas yang melemahkan.

Maka,
Al-Fath bukan hanya tentang “kemenangan” dalam catatan sejarah. Ia juga pintu pembelajaran bagi hati kita. Bahwa ada “Hudaibiyah” dalam setiap diri. Titik di mana kita diuji untuk menahan diri, menelan ego, dan tetap percaya bahwa janji Allah selalu lebih indah daripada perkiraan dan kalkulasi manusia.
وَّيَنْصُرَكَ اللّٰهُ نَصْرًا عَزِيْزًا
Dan setiap kali kita berhasil melawan diri sendiri, di sana pula lah kita menbgingat bahwa Allah telah menolong kita dengan nashran ‘aziizaa.. 
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْۗ 
وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

Indah sekali, ya🥹
Meneguhkan hati kita bahwa kemenangan tidak pernah berdiri sendiri. Ia selalu datang bersama pertolongan Allah. dan pertolongan itu kerap diwujudkan lewat sesuatu yang sangatt berharga. sakinah. ketenangan. 

Seringkali kita membayangkan kemenangan itu dipenuhi gemuruh, sorak-sorai, atau tanda-tanda kejayaan yang kasat mata. Tapi Allah justru menunjukkan, bahwa salah satu pertolongan besar dariNya adalah saat hati kita diberi ketenangan. Saat ketenangan itu turun, itulah bala tentara Allah yang tidal terlihat, tapi lebih kuat dari segala strategi manusia.

Diantara banyaknya tentara langit dan bumi, untukmu, Allah turunkan salah satu tentaraNya, bernama 'sakinah' ke dalam hatimu. Karena Dia tau, itulah yang paling kamu butuhkan.

Semoga senantiasa Allah beri ketenangan dalam hatimu, Anggi🥰

-urself,wholovesusomuch🌻

من جمال اللغة العربية أنالهاحتى أنالها